Euro 2012 Plan

Euro 2012 Plan

Pertengahan tahun ini, kami berencana ke Eropa. Karena kami sudah meluangkan lebih dari seminggu di Inggris Raya di tahun 2010, seharusnya kami tidak perlu lagi mengunjungi negeri keren ini. Tapi ternyata tupai-tupai di Greenwich masih kangen melihat kami. Jadi akhirnya kami justru akan memulai petualangan Eropa ini di kota London. Tentu artinya jatah berkeliling Eropa terpotong sedikit.

Minggu pertama akan kami habiskan di Inggris dan Perancis. Inggris akan difokuskan di kota London dan kota-kota kecil di sekitarnya saja. Kota yang kami pilih adalah Oxford, Bath, atau Cambridge. Mungkin tak lagi mengunjungi Coventry tahun ini. Sebagai travgeek, kami akan berfokus ke hal-hal yang jadi minat utama kami: sains, filosofi, dan sejarah di sekitarnya. Museum of Natural History, etc.

Dari London, kami berenana naik Eurostar ke Paris. Paris adalah kota para filsuf, dan juga ilmuwan. Mirip Indonesia masa kini, di masa lalu Perancis sangat berpusat di Paris. Maka kunjungan singkat ini hanya akan berisi perjalanan sekitar Paris. Kami akan melihat tempat Pierre dan Marie Curie, pendulum Foucault di Pathenon, museum seni impresionistik di Orsay, dan mungkin ke Museum Dirgantara Bourget untuk melihat Concorde dan kenangan atas St Exupéry si penulis Le Petit Prince.

Jerman, Swiss, Italia, akan dilewati dulu. Kami akan terbang ke Wina (Wien, Vienna). Ini pusat budaya Eropa tengah masa lalu. Musik barok dan klassik menghiasi kota ini. Wiener Philharmoniker adalah orkestra terbaik di dunia, disusul Koninklijk Concertgebouw dari Belanda dan Berliner Philharmoniker. Setelah pernah menjelajah Cambridge, tempat perang Wittgenstein dan Popper, mungkin kami perlu melihat kota tempat kedua filsuf itu berasal sebelum perang besar di Eropa.

Praha di Ceska adalah tujuan berikutnya. Sebelum komunis masuk, kota ini dianggap sebagai pusat budaya penting di Eropa Tengah. Setelah jatuhnya komunisme, kota ini kembali diangkat dan disejajarkan cita rasa seninya dengan London dan Paris. Mungkin kota ini mengingatkan pada sastrawan Kafka dan musisi Dvorak atau Smetana. Namun dalam bayanganku, ini adalah kota yang membuat Kundera mengimajinasikan hidup yang kuat sekaligus lemah melayang dalam Unbearable Lightness of Being.

Kemudian Bayreuth. Sejenak menjenguk rumah Wagner. Wagner sudah terlalu banyak kudongengkan di blog-blog-ku. Kota yang menyimpan memori Wagner, selain di sini, adalah Leipzig, Dresden, dan Venezia. Tapi tentu di Bayreuthlah terletak rumah opera Wagner.

Kota terakhir adalah Berlin. Berlin barat dan Berlin timur, begitu dinamai antara 1945 hingga 1990. Aku bahkan belum membayangkan nada sebuah kota yang dipecah antara blok komunis, blog antikomunis, setelah keduanya merobek fascisme yang berpusat di kota ini. Tapi aku siapkan diri untuk takjub.

Sekarang, mari bersiap-siap. Dokumen-dokumen dulu.

Catatan perjalanan sementara akan disimpan di blog terpisah, yaitu di KOEN.CZ. Setelah dirapikan, baru akan digabungkan ke blog ini :)

Leave a Reply