Browsed by
Month: May 2010

National Express

National Express

Aku lebih dekat ke National Express daripada yang direncanakan. Di rencana awal, memang perjalanan darat di UK akan menggunakan kereta api dan coach. Dan demi harga tiket yang murah, aku mengambil resiko untuk mengambil tiket yang sifatnya non-refundable non-reschedulable. Selisihnya cukup jauh dengan tiket yang reschedulable, apalagi dengan yang refundable. Tapi setelah bencana Eyjafjallajökull, para operator kereta api tak cukup simpatik menanggapi permintaan rescheduling. Bukan salah mereka sih. Sikap tidak simpatik tidak melanggar hukum :). National Express menanggapi lebih simpatik….

Read More Read More

Hotel Ibis

Hotel Ibis

Hotel di UK tak sulit dicari. Ada Google dan sekian belas situs yang menawarkan hotel2 yang baik, murah, atau keduanya. Tadinya aku mau mencobai berbagai hotel. Tapi setelah perubahan planning berulang kali, dan setelah sempat reschedule juga, akhirnya tak sengaja semua hotel yang aku ambil adalah Hotel Ibis: Cardiff, Coventry, dan York. Hanya di London kami tak menginap di hotel, tetapi di Wisma Siswa Merdeka. Hotel Ibis Cardiff Hotel Ibis Coventry Centre Hotel Ibis YorkCentre Hotel Ibis sangat pas untuk…

Read More Read More

Squirrels

Squirrels

Three times the squirrels messed up our journeys: in Leamington Spa, in York, and at Greenwich. In Leam, we met them in the late afternoon, after we finished having our meal in the city park. Walking for a while, we saw some small grey squirrels playing on the grass. We were so engrossed in playing and chasing them, forgetting that we should instead chase a coach from Coventry to Leeds. Finally we got to Coventry before it was too late….

Read More Read More

Darlington and Stockton Times

Darlington and Stockton Times

Weekend terakhir sebelum keberangkatan ke UK, kami sempat jalan-jalan ke Mal Ambassador di Cassablanca, kawasan Kuningan. Mal itu bukan di dekat kota Cassablanca atau Kuningan, tetapi masih di Jakarta. Dekat Tibet. Eh, Tebet dink. Nyaris tanpa sengaja, kaki berbelok ke Toko Buku Trimedia. Ajaib: buku pertama yang tampak adalah James Herriot’s Dog Stories! Ini adalah terjemahan dalam Bahasa Indonesia, tetapi dengan judul tetap dalam Bahasa Inggris (khas Gramedia akhir-akhir ini — Ingat “The Little Prince”). Menarik, karena terbit sekitar rencanaku kabur…

Read More Read More

Greenwich

Greenwich

Dulu, kata buku-buku kuno, tidak ada standar waktu seperti sekarang. Setiap tempat, setiap kota, menentukan waktunya sendiri dengan sinkronisasi terhadap matahari. Pukul 12.00, matahari harus berada di titik tertinggi. Atau mungkin direratakan. Misalnya, saat di Malang sudah pukul 12.00, di Jayakarta barangkali masih pukul 11.35. Namun di tahun 1879, Sir Sandford Fleming (seorang ilmuwan Kanada) mengusulkan perlunya penstandaran. Ini terjadi gara-gara ia ketinggalan kereta di Irlandia akibat selisih waktu yang tercatat pada form keberangkatan kereta denga. Ia mengusulkan bumi agar…

Read More Read More

The Inextinguishable

The Inextinguishable

London Symphony Orchestra, menurut Wikipedia, adalah salah satu orkestra terbaik di dunia. Patron orkestra ini adalah Ratu Inggris sendiri; presidennya Sir Colin Davis; dan konduktor utama adalah Valery Gergiev. Sir Colin Davis pernah menjadi konduktor utama juga pada tahun 1995-2006. Orkestra ini merupakan resident di Barbican Centre. Malam ini di Barbican Centre LSO memperformansikan The Inextinguishable. The Inextinguishable adalah simfoni keempat dari Carl Nielsen. Walau aku bisa menikmati simfoni Nielsen kelima berulang dan berulang kali, tetapi aku belum cukup akrab…

Read More Read More

Darrowby

Darrowby

Entah mengapa bis itu mendadak terguncang di jalan rata itu. Aku mendapati diriku terjaga di antara bukit-bukit Yorkshire Dales yang nyaris seluruhnya berwarna variasi hijau dari padang rumput yang luas dan pohon-pohon musim semi. Jalan berkelok-kelok di antara ladang dan peternakan dengan kuda, lembu, dan domba. Sinar matahari masih berusaha menembus awan kelabu saat bis memasuki sebuah kota kecil. Tak sampai semenit, bis sudah berhenti di samping menara lonceng kecil (townclock). Lahan luas marketplace berfungsi jadi lahan parkir. Di sampingnya…

Read More Read More

Coventry

Coventry

Coventry menyambut dengan aroma bekunya yang khas dan akrab. Cukup menyentakku, menghadirkan ilusi seolah aku baru meninggalkan kota ini beberapa bulan lalu. Banyak yang nampaknya terbekukan waktu: gedung dengan label yang sama, teks yang sama, aroma yang sama, dan nada yang sama. Mesin jaguar di Q Block, penjaga KFC, hingga matahari yang belum terbenam pukul 20:00. Tapi sebenarnya banyak yang berubah. Lower precinct yang dulu direnovasi itu, kini sudah jadi mall yang ramah, menyatu dengan upper precinct yang tak berubah…

Read More Read More

From South Wales to West Midlands

From South Wales to West Midlands

Tak heran kalau seorang penulis terkenal pun menyangka James Herriot tinggal di Edensor, atau tempat lain di Britania Raya ini. Melintasi jalan2 utama di luar kota, kita dipameri pemandangan yang bergaya Herriot: perbukitan yang hijau dan luas, jalan desa berliku, pagar2 membatasi wilayah peternakan yang luas, rumput hijau melebar, dan belasan hingga puluhan ternah yang dilepas bebas di atasnya untuk menikmati makanan segar di musim semi. Kuda coklat dan hitam, lembu coklat dan hitam dan belang, domba berbulu putih tebal….

Read More Read More

Cardiff, Wales

Cardiff, Wales

April berganti Mei, dan aku melewatkan tengah malam berpurnama itu di fasilitas UK Border. Biasanya kita menamainya loket imigrasi. Tapi petugas di dalamnya terlalu ramah untuk sebuah loket jawatan pemerintah. Setelah bincang singkat itu, kami masuk ke baggage claim di Stansted Airport. Melaporkan diri sejenak ke Twitter, kami membeli £££, melontar ke bus station di bawah, lalu meluncur ke Victoria. National Express dengan kejam menurunkan kami di halte di jalan gelap di Victoria. Bukan di dalam coach station. Malam beku,…

Read More Read More